Kekalahan Manchester United di Final Liga Europa: Alarm Perlu Perombakan Drastis Skuad

  • Posted 22 hours 25 minutes ago
  • NULL
  • By Admin

Kekalahan Manchester United (MU) di final Liga Europa bukan hanya tamparan keras, tapi juga alarm serius yang menunjukkan perlunya perubahan besar dalam skuad mereka. Mantan pemain Premier League, Micah Richards dan Alan Shearer, secara terbuka menyoroti kebutuhan mendesak MU untuk melakukan perombakan menyeluruh demi mengembalikan kejayaan klub.

Pelatih Ruben Amorim yang diharapkan mampu membawa perubahan justru terlihat kebingungan dengan sistem yang diterapkannya sendiri. Alih-alih menyelamatkan musim dengan trofi Liga Europa, kekalahan dari Tottenham Hotspur semakin mengukuhkan betapa tertinggalnya performa Setan Merah saat ini.

Meski MU telah menyiapkan rencana transfer besar musim panas, termasuk pembelian Matheus Cunha senilai £62,5 juta, analis menilai langkah tersebut masih setengah hati. Alan Shearer menegaskan bahwa masalah MU jauh lebih kompleks daripada sekadar menambah striker baru. Menurutnya, "MU butuh kiper baru karena yang sekarang tidak cukup meyakinkan, serta bek tengah yang lebih solid."

Shearer juga menyoroti lini tengah yang mandek kreativitasnya dan kebutuhan akan striker top yang benar-benar dapat diandalkan di depan gawang. Sementara itu, Micah Richards memberikan sorotan khusus pada posisi bek sayap. Menurutnya, Diogo Dalot yang dibeli dengan harga £19 juta hanya tampil baik sesekali dan belum konsisten.

Richards menilai sistem wing-back yang diterapkan saat ini membutuhkan pemain dengan crossing yang akurat, namun yang ada kerap gagal mengirim bola pada waktu yang tepat. Yang lebih mengkhawatirkan, sistem Amorim justru menjadi bumerang bagi MU. "Lihat saja Hojlund yang sering kekurangan suplai bola, atau Bruno Fernandes yang harus berjuang sendirian," katanya.

Richards juga meragukan kemampuan MU untuk menarik pemain top musim panas ini. "Dengan gaya bermain seperti sekarang, pemain bintang pasti berpikir dua kali sebelum bergabung," ujarnya. Namun, di tengah kritik pedas terhadap MU, Richards memuji kematangan Tottenham. Meski permainan mereka jauh dari sempurna, pelatih Ange Postecoglou berhasil menyesuaikan taktik dan membawa pulang trofi setelah penantian selama 17 tahun.

Final Liga Europa ini mungkin menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah, tapi kemenangan Tottenham tetap menjadi bukti bahwa kematangan taktik dan mental juara lebih penting daripada sekadar penampilan indah. Bagi MU, kekalahan ini adalah peringatan keras bahwa perombakan menyeluruh adalah satu-satunya jalan untuk bangkit kembali.